photography

Photography 101 Part 1.

Halo,

sebelum saya menulis beberapa hal teknis terkait fotografi, ada baiknya kita samakan dulu definisi dari fotografi. Menurut Merriam-Webster [dot] com (jelasnya lihat di sini), definisi fotografi adalah:

“the art or process of producing images by the action of radiant energy and especially light on a sensitive surface (as film or an optical sensor)”

atau dengan kata lain: melukis dengan cahaya. Jika ditilik lebih umum, permukaan sensitif seperti yang dimaksud dalam definisi di atas tidaklah terlalu signifikan dengan definisi fotografi secara umum. Contoh yang paling gamblang soal ini adalah kamera obscura yang memproyeksikan bayangan benda melalui sebuah celah kecil ke sebuah layar.

Ilustrasi kamera obscura (Sumber: Wikipedia)

Dewasa ini, kemampuan merekam mutlak diperlukan untuk tujuan pengarsipan. Arsip ini pula yang bisa memungkinkan fotografer untuk meninjau kembali hasil foto yang dihasilkan dan/atau menerapkan teknik baru dalam olah data maupun menjadi masukan untuk meningkatkan teknik akuisisi (pengambilan gambar) ke depannya.

Cukup cerita-ceritanya ya, sekarang saya teruskan dulu ke hal-hal yang teknis. Paparan berikut ini didasarkan pada pengalaman saya pribadi saat belajar fotografi secara mandiri (walaupun sampai sekarangpun masih terus belajar), jadi saya pastikan bahwa tulisan berikut murni subyektif, dan (mungkin) berlaku untuk konfigurasi alat-alat (baca: kamera, lensa, flashgun, dll) yang saya gunakan. Namun demikian, prinsip-prinsip dasar yang ada bisa diaplikasikan ke konfigurasi alat yang lain. Yang terpenting adalah the man behind the gun, meskipun (dalam beberapa kasus), alat juga memegang peranan penting.

Pertama, pastikan dulu genre (jenis/aliran) fotografi yang kamu inginkan, karena investasi peralatan yang digunakan bergantung kepada jenis foto yang ingin kamu hasilkan. Penyuka fotografi landscape, misalnya, akan memerlukan jenis lensa yang berbeda dengan penyuka fotografi portrait.

Kedua, peralatan seperti apakah yang terbaik? well, peralatan terbaik (menurut saya) adalah yang sesuai dengan kebutuhan. Meskipun ada pakem ‘oro rego, ono rupo’, meaning bahwa harga tidak pernah bohong, membeli kamera dan lensa supermahal tanpa planning terarah dalam belajar dan tidak menentukan target pasca-belajar bukanlah hal yang bijak. Berikut adalah tips (yang sangat subyektif) dari saya bagi kalian yang ingin memulai hobi baru di bidang fotografi, terutama digital photography.

Memilih Kamera: DSLR atau Mirrorless?

Secara umum, beda antara keduanya (salah satunya) terletak pada ada/tidaknya optical viewfinder pada badan kameranya. DSLR memilikinya karena di depan sensornya terdapat cermin yang membelokkan cahaya dari lensa langsung ke viewfinder, sedangkan kamera mirrorless tidak memiliki cermin ini sehingga viewfinder yang dimiliki adalah viewfinder elektronik. Hal ini tentu saja mempengaruhi performa baterai yang ada, karena pada kamera mirrorless, sebagian daya baterai digunakan untuk menghidupkan viewfinder elektronik ataupun liveview yang membantu fotografer melakukan komposisi terhadap target fotografi.

(bersambung, tidur dulu ya)

Leave a comment